Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kedisiplinan guru dan bagaimana peran kepala sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan guru di SMP Islam Al Azhar 29 BSB Semarang. Menurunnya kedisiplinan guru di masa pandemi pada proses pembelajaran seperti guru yang masih terlambat memulai kelas 15 menit pada saat jam pembelajaran dimulai dan adanya siswa dalam pembelajaran daring dan memantau siswa dalam pembelajaran dengan baik yang menjadi latar belakang peneliti untuk mengkaji lebih dalam mengenai peran kepala sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan guru.
Penelitian ini bertempat di SMP Islam Al Azhar 29 BSB Semarang. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan metode pengumpulan data yaitu teknik wawancara, teknik observasi dan teknik dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data atau pengecekan data menggunakan triangulasi sumber.
Dari penelitian yang dilaksanakan membuahkan hasil: 1) Dalam tingkat kedisiplinan, tingkat kedisiplinan guru yang ada di SMP Islam Al Azhar sudah sangat baik. Kedisiplinan guru SMP Islam Al-Azhar 29. Secara umum sudah terlaksana dengan baik, dihitung secara skala indikator yang dilakukan oleh kepala sekolah 90% sudah dilaksanakan oleh para guru dengan baik, hanya saja beberapa guru yang memang masih terlambat dalam mengajar namun sudah bisa segera diatasi oleh kepala sekolah dengan melakukan pembinaan, pemberian motivasi dan pemberian surat peringatan bagi pelanggar tata tertib yang sudah dianggap melebihi batas wajar. 2) Peran kepala sekolah dalam meningkatkan dan mempertahankan kedisiplinan guru yaitu dengan 2 (dua) hal yaitu menerapkan reward dan punnishment. Kepala sekolah juga menerapkan pendekatan secara kekeluargaan. Serta kepala sekolah memberikan contoh langsung dengan datang tepat atau sebelum acara dimulai. Kendala yang dialami oleh guru yang memiliki masalah pribadi, guru tidak memiliki alat peraga tambahan untuk menunjang pembelajaran online, siswa yang orangtuanya bekerja memungkinkan tidak terawasi, dan guru yang melakukan pembelajaran dari rumah atau WFH memungkinkan jaringan kurang stabil sehingga pembelajaran tidak maksimal.