Skripsi ini membahas terkait etika guru terhadap murid menurut K.H. Hasyim Asy’ari dalam kitab Adāb al-‘Ālim Wa al-Muta’allim. Latar belakang skripsi ini disebabkan karena banyak sekali guru yang kurang bahkan tidak beretika baik terhadap muridnya seperti berkata tidak terpuji, kurangnya kasih sayang terhadap muridnya, kekerasan terhadap murid, sampai kasus pelecehan seksual yang akhir-akhir ini banyak termuat dalam berita nasional. Guru yang seyogyanya mencerminkan kepribadian terpuji justru mencerminkan kepribadian yang tercela baik di dalam maupun di luar lingkungan pendidikan. Guru adalah pribadi yang digugu lan ditiru, artinya perkataan yang diucapkan dan perbuatan yang dilakukan oleh guru harus bisa dijadikan panutan dan dapat dipertanggungjawabkan. Guru tidak hanya menjadi tenaga pengajar saja, tetapi juga menjadi tenaga pendidik bagi murid agar menjadi insan yang berakhlak baik, mendidik murid untuk bersikap baik dan menegur murid jika bersikap buruk.
Penelitian ini mengambil fokus permasalahan: Bagaimana etika guru terhadap murid menurut K.H. Hasyim Asy’ari dalam kitab Adāb al-‘Ālim Wa al-Muta’allim? Penelitian ini menggunakan metode kualitatifkepustakaan (library research) dengan mengumpulkan data primer yakni kitab Adāb al-‘Ālim Wa al-Muta’allim, serta buku-buku yang terkait dengan fokus permasalahan. Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan analisis data.
Hasil penelitian skripsi ini menunjukan bahwa ada macam-macam etika guru terhadap murid menurut K.H. Hasyim Asy’ari dalam kitab Adāb al-‘Ālim Wa al-Muta’allim. Dalam pembahasan ini dibagi menjadi empat subbab, Terkait keperibadian, guru harus bersikap rendah hati terhadap murid, guru tetap mengajar meskipun murid belum memiliki niat, guru bersikap penuh kasih sayang terhadap muridnya, guru berinteraksi dengan baik terhadap muridnya, dan guru menasehati murid yang belajar berlebihan. Terkait sosial, guru membiasakan diri untuk bersikap baik terhadap murid, guru harus mencintai dan membenci murid sebagaimana membenci dirinya sendiri, guru menghindari sikap mengistimewakan murid tertentu, guru mengetahui kondisi murid yang tidak hadir, dan guru memperbaiki murid-muridnya menjadi lebih baik.Terkait pedagogik, guru harus bijaksana dalam menyampaikan materi dan menjawab pertanyaan, guru tidak boleh memerintahkan muridnya untuk mempelajari ilmu yang belum saatnya dipelajari, dan guru memotivasi muridnya untuk bersungguh-sungguh dalam mempelajari ilmu. Dan terkait profesional, guru tidak mempersulit pemahaman murid, guru memudahkan pemahaman murid dalam menyampaikan materi, dan guru memerintahkan kepada murid untuk mengulang materi yang telah diajarkan.
Hasil penelitian ini memberikan saran bahwa guru harus beretika baik terhadap muridnya. Guru seyogyanya memberikan perubahan bagi muridnya dalam bertingkah laku, mendidik murid menjadi manusia yang berakhlak baik, membimbing murid untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat, dan memeberikan motivasi terhadap muridnya agar selalu bersemangat dalam menimba ilmu.