Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan penulis terhadap strategi pengembangan keterampilan sumber daya manusia di Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK) Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholibin Bumijawa-Tegal. Hal ini dikarenakan pondok pesantren di indonesia erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat, namun pesantren kurang terintegrasi ke dalam sistem pendidikan nasional. Sementara itu pendidikan saat ini setidaknya memiliki tiga dimensi keterampilan antara lain: keterampilan kerja dan kelangsungan hidup bersama dengan kecakapan hidup, keterampilan belajar dan inovasi serta keterampilan teknologi informasi dan media. Balai Latihan Kerja Komunitas Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholibin ini sebagai penyelenggara pelatihan untuk meningkatkan keterampilan santri dan masyarakat.
Jenis penelitian ini kualitatif menggunakan pendekatan deskriptif dengan pengambilan data diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam menguji keabsahan data menggunakan teknik tringulasi data. Sedangkan teknik analisis data meliputi reduksi data, display data, penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Hasil penelitian ini menunjukan bahawa strategi pengembangan keterampilan sumber daya manusia di Balai Latihan Kerja Komunitas Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholibin Bumijawa-Tegal adalah melalui program pelatihan desain grafis bagi para santri, karyawan dan masyarakat sekitar pondok pesantren dengan strategi pelatihan fasilitatif. BLKK telah melakukan pelatihan dengan cukup baik mulai dari, (1) Perencanaan strategi pengembangan keterampilan yang telah mempersiapkan kebutuhan program pelatihan menggunakan dana bantuan dari ketenagakerjaaan Republik Indonesia yang sesuai dengan persyaratan dan fungsi Balai Latihan Kerja. Akan tetapi perencanaan program jangka panjang dari BLKK belum terencana secara terstruktur hal ini dilihat dari lembaga BLKK Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholibin yang belum menyusun visi misi tersendiri untuk BLKK nya jadi program-program pendidikan dan pelatihan kurang terencana serta target atau sasarannya kurang terarah. (2) Pelaksanaan strategi program desain grafis yang diterapkan terdapat tiga program (unit kompetensi, kelompok penunjang dan on the job training (OJT), dengan adanya penerapan materi tersebut pada pelatihan mampu mengembangkan keterampilan terkhusus desain grafis. Akan tetapi dalam pelaksanaan pelatihan belum maksimal, hal ini dapat dilihat dari kendala yang dialami seperti terdapatnya beberapa unit komuter yang perlu diperbaiki dan belum terdapatnya mesin sablon. (3) Evaluasi strategi program pelatihan memberikan dampak bagi peserta khususnya keterampilan desain grafis serta kedisiplinan kerja. Evaluasi dari program pelatihan tersebut dalam bentuk laporan evaluasi yang disusun oleh pengelola sebagai laporan kepada Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Semarang.