Rina Fitri Mutiarasari (1901016082). Peran Pengasuh dalam Menanamkan Karakter Birrul Walidain pada Anak Asuh di Panti Asuhan Manarul Mabrur Semarang.
Menanamkan karakter pada anak harus dilakukan sebagai bentuk upaya untuk mencegah terjadinya dekadensi moral di zaman globalisasi saat ini. Peran pengasuh di panti asuhan berperan penting dalam pembentukan karakter anak sebagai pengganti orang tua. Sebab dengan kedudukan yang dimiliki pengasuh mampu menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan tugas yang diberikan dan menghasilkan apa yang diharapkan orang lain.
Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan model pembahasan deskriptif serta pendekatan studi kasus, dengan obyek penelitiannya adalah pengasuh dan anak asuh. Selain itu pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Selanjutnya analisis data dilakukan dengan tiga langkah dalam penelitian, yaitu: reduksi data (Data Reduction) penyajian data (Data Display) dan verifikasi atau kesimpulan data (Conslusing Drawing). Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan peran pengasuh dalam menanamkan karakter birrul walidain pada anak asuh di Panti Asuhan Manarul Mabrur Semarang.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan 1) Peran pengasuh sebagai pendidik yaitu pengasuh memberikan pendidikan kepada para anak asuh dengan cara memberikan keteladanan dan pembiasaan-pembiasaan yang baik sehingga kemudian tertanam karakter birrul walidainnya yakni taat atas perintah kedua orang tua dan senantiasa meminta izin serta ridho dari kedua orang tua; 2) Pengasuh sebagai perawat yaitu pengasuh berperan dengan cara mencukupi kebutuhan tempat tinggal, pangan, dan biaya pendidikan, merawat dengan perhatian dan kasih sayang, serta pembelajaran tentang kehidupan yang diberikan oleh pengasuh seperti kejujuran, rendah hati, sopan santun, bersyukur, dll sehingga kemudian tertanam karakter birrul walidainnya yakni memberikan bantuan untuk pekerjaan yang dilakukan oleh orang tua dan dapat menjaga kehormatan kedua orang tuanya; 3) Pengasuh sebagai pembimbing yaitu pengasuh membimbing dengan cara memberi “wejangan” atau nasihat kepada anak asuh kemudian dengan dilakukan pula rutinitas mujahadah, sholat berjamaah, mengaji bersama, dll sehingga kemudian tertanam karakter Birrul walidainnya yakni senantiasa berbuat baik dan menghormati orang tua serta senantiasa mendoakan kedua orang tua 4) Pengasuh sebagai pelatih yaitu seorang pengasuh memberikannya dengan cara mengajarkan dan memberi contoh kemandirian dalam menjalankan kehidupan dan senantiasa bersemangat dalam menggapai cita-cita, sehingga kemudian tertanam karakter birrul walidainnya yakni menepati janji kedua orang tua, mengutamakan dan menyukupi kebutuhan kedua orang tua