Katalis Al3+-Bentonit dan Katalis KOH/CaO cangkang telur ayam berhasil disintesis dan digunakan sebagai katalis pada konversi minyak jelantah menjadi biodiesel melalui dua tahap reaksi esterifikasi dan transesterifikasi. Hasil karakterisasi XRD katalis Al3+-Bentonit menunjukkan puncak spesifik 2θ: 19,88o; 21,53o; 26,78o 36,86o; dan 61,94o yang menunjukan adanya mineral monmorilonit, kuarsa dan ilit. Hasil difraktogram XRD KOH/CaO menunjukkan puncak-puncak khas milik CaO pada sudut 2θ: 17,96o; 54,30o; dan 62,51o. Adapun hasil karakterisasi FTIR Al3+-Bentonit menghasilkan serapan pada panjang gelombang 506,99 cm-1; 794,62 cm-1; dan 1000,44 cm-1 yang menunjukkan adanya mineral montmorillonit dan kuarsa. Adapun hasil karakterisasi FTIR katalis CaO menunjukkan serapan pada panjang gelombang 523,05 cm-1; 875,84 cm-1; 1060,70 cm-1; 1444,55 cm-1; dan 3640,77 cm-1 yang menunjukkan vibrasi ikatan CaO, CaCO3, dan Ca(OH)2. Hasil analisis menggunakan XRF didapatkan bahwa cangkang telur mengandung CaO sebesar 77,1% dan elemen terbesar berupa Ca. Pada tahap sintesis biodiesel digunakan dua tahap yaitu esterifikasi dan transesterifikasi. Tahap esterifikasi digunakan katalis Al3+-Bentonit. Tahap transesterifikasi digunakan katalis KOH/CaO. Hasil Biodiesel paling optimal yaitu menggunakan katalis Al3+-Bentonit 0,5 M dan 10% KOH/CaO. Dibuktikan dengan hasil Yield FAME% sebesar 78,25%. Biodiesel ini memiliki karakteristik %FFA sebesar 4,14%, mempunyai bilangan asam sebesar 9,08 mg-KOH/g, mempunyai jumlah kadar air 0,5%, densitas sebesar 0,882 g/mL, dan viskositas sebesar 29,51 cSt.