Penelitian ini dilatar belakangi dengan adanya fakta perkembangan pendidikan di Indonesia ke arah pengasahan kemampuan menalar dan berpikir kritis. Salah satu soal yang mengasah kemampuan penalaran adalah soal PISA yang telah digunakan dalam kancah internasional. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana kemampuan menalar dan kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal PISA ditinjau dari gender. Lokasi penelitian berada di SMPN 16 Semarang dengan subjek penelitian siswa kelas VIII E. Subjek berjumlah 6 siswa yang terdiri dari masing-masing 3 siswa laki-laki dan perempuan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dan pedoman wawancara. Hasil penelitian ini siswa laki-laki dan perempuan dengan kemampuan menalar tinggi mampu memenuhi semua indikator akan tetapi dalam indikator melakukan perhitungan berdasar aturan atau rumus tertentu siswa perempuan lebih teliti dalam perhitungan ketimbang siswa laki-laki. Selanjutnya siswa laki-laki dan perempuan dengan kemampuan menalar sedang telah mampu dalam mengajukan dugaan langkah penyelesaian atau rumus apa yang digunakan dari masalah dalam soal, akan tetapi kurang tepat dalam memahami maksud soal sehingga penyelesaian yang dilakukan belum benar dan di beberapa penyelesaian tidak menuliskan kesimpulan. Siswa laki-laki dan perempuan dengan kemampuan menalar kategori rendah belum memenuhi semua indikator kemampuan menalar, dalam menuliskan informasi soal terkait penyelesaian belum lengkap, perhitungan penyelesaian soal tidak lengkap serta kesimpulan belum dituliskan. Siswa laki-laki dan perempuan kategori kemampuan berpikir kritis tinggi mampu memenuhi semua indikator akan tetapi dalam indikator evaluation siswa laki-laki kurang teliti sehingga hasil yang didapatkan belum benar. Selanjutnya siswa laki-laki dan perempuan dengan kemampuan berpikir kritis sedang telah mampu dalam analysis langkah penyelesaian atau rumus apa yang digunakan dari masalah dalam soal, akan tetapi kurang tepat dalam memahami maksud soal sehingga penyelesaian yang dilakukan belum benar dan di beberapa penyelesaian tidak menuliskan kesimpulan (inference). Siswa perempuan dan laki-laki dengan kemampuan berpikir kritis rendah belum memenuhi seluruh indikator dalam kemampuan berpikir kritis. Hasil tersebut menunjukkan kemampuan menalar yang relatif sama dan tidak ada perbedaan dalam kemampuan berpikir kritis antara siswa laki-laki dan perempuan namun tingkat ketelitian siswa perempuan dalam menyelesaikan soal lebih baik dari siswa laki-laki.