Munculnya industri periklanan telah menimbulkan kekhawatiran publik tentang adanya unsur-unsur penipuan dalam iklan dan industri periklanan. Di era persaingan yang begitu ketat dan tajam seperti sekarang, banyak perusahaan pengiklan yang berlomba-lomba membuat iklan semenarik mungkin agar masyarakat tertarik dengan produk yang dipromosikan. Tidak sedikit iklan dibuat hanya untuk memeroleh keuntungan tanpa mempertimbangan nilai moral, agama, etika bahkan dampak sosial yang ditimbulkan dari iklan tersebut. Dengan kata lain, saat ini terjadi kecenderungan iklan yang mengabaikan etika. Radio Suara Muslim 93.8 FM Surabaya merupakan salah satu lembaga penyiaran swasta yang bersegmentasi Islam, dan menduduki peringkat ketiga di Jawa Timur dalam persaingan pendengar dengan jumlah 565 ribu. Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti peneraan prinsip komunikasi Islam dalam iklan komersial di Radio Suara Muslim, karena radio tersebut merupakan media Islam.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan prinsip Komunikasi Islam. Sumber data dalam penelitian ini yaitu dokumen iklan di Radio Suara Muslim Surabaya dengan data primer teks iklan niaga yang mengandung prinsip komunikasi Islam. Peneliti menggunakan teknik dokumentasi dalam mengumpulkan data. Setelah data terkumpul, peneliti menganalisis menggunakan teknik analisis data Miles Huberman, yaitu reduksi data, penyajian data dan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklan komersial di Radio Suara Muslim 93.8 FM Surabaya menerapkan prinsip-prinsip komunikasi Islam seperti menggunakan perkataan yang memiliki sumber, berisi data atau fakta, serta perkataan yang membuktikan adanya kebenaran (qaulan sadidan), penggunaan kata-kata yang menghujam, sampai atau membekas, jelas dan tidak bertele-tele, perkataan yang memiliki fakta argumentatif, serta pengiklan menyesuaikan isi pesan iklan dengan sifat khalayak dan kondisi masyarakat yang menjadi sasaran informasi (qaulan balighan). Menggunakan kata-kata yang mulia, beradab, penuh penghormatan, serta digunakan dalam kontek relasi manusia dengan Tuhannya (qaulan kariman). Menggunakan kata-kata yang lemah lembut, konteks komunikasi dengan orang yang keras kepala, serta perkataan yang berisi anjuran dan ajakan (qaulan layyinan). Menggunakan perkataan yang baik, tidak menyinggung perasaan orang dan digunakan dalam konteks berbicara tentang kewajiban orang-orang yang kuat terhadap orang yang lemah (qaulan ma’rufan), serta menggunakan kata-kata yang mudah diterima pendengar, bahasa yang ringan, dan memberikan harapan kepada khalayak atau pendengar (qaulan mayuran). Peneliti juga menemukan penggunaan kata dalam iklan yang tidak menerapkan prinsip qaulan sadidan pada iklan Madu M45 dan Bestie karena terdapat perkataan yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya secara ilmiah.