Peningkatan Destinasi Wisata di kecamatan Limbangan berbanding lurus dengan pemenuhan pembangunan Fasilitas ibadah di tiap tempat wisata. Namun hal ini menjadi masalah Ketika banyak arah kiblat musala tempat wisata yang melenceng. penelitian ini merumuskan masalah yakni akurasi Musala wisata dan juga respon pihak terkait terhadap akurasi arah kiblat.
Penulis menggunakan metode penelitian lapangan untuk mengecek akurasi arah kiblat masjid dan metode wawancara kepada pihak terkait untuk megetahui respon mereka terhadap akurasi arah kiblat yang penulis lakukan. Penulis melakukan pengecekan arah kiblat musala wisata menggunakan metode Mizwala, Rashdul kiblat harian, dan Google Earth dengan perhitungan azimuth kiblat dengan data ephemeris yang diterbitkan oleh Departemen Agama RI.
Hasil penelitian membuktikan bahwa Musala wisata di kecamatan Limbangan mengalami deviasi mulai dari 100 kurang Keselatan hingga 360 kurang ke-utara. Metode pengukuran yang dilakukan menunjukkan bahwa arah kiblat di Kecamatan Limbangan berada di Azimuth 2940 UTSB. Hasil wawancara dengan pengelola wisata, Tukang bangunan, dan Pengunjung didapati dua Pendapat yaitu: Pertama, kelompok masyarakat yang setuju dengan adanya pengukuran ulang arah kiblat masjid dan musala. Mereka sadar akan pentingnya menghadap kiblat ketika menjalankan salat Kedua, kelompok yang tidak setuju dengan adanya pengukuran ulang. Dikarenakan lebih yakin dengan metode terdahulu dan beranggapan Kiblat tidak harus secara Haqiqi melainkan cukup dengan keyakinan dalam hati.