Suatu bentuk perlindungan oleh pemerintah bagi petani yang mengalami gagal panen adalah memberikan asuransi pertanian bagi petani di Indonesia. Beberapa hal yang menyebabkan petani gagal panen adalah masalah rendahnya curah hujan atau suhu permukaan yang tinggi yang menyebabkan kekeringan hingga gagal panen. Oleh karena itu, Pada penelitian ini akan dibahas premi asuransi pertanian berdasarkan indeks curah hujan juga premi asuransi pertanian berdasarkan indeks suhu permukaan menggunakan metode Copula. Metode Copula merupakan metode yang dapat menggambarkan risiko yang akan terjadi dengan acuan intesitas curah hujan dan suhu permukaan. Selain itu, Copula cocok digunakan untuk menentukan premi asuransi pertanian karena pada bidang pertanian sering dijumpai data yang tidak berdistribusi normal juga biasa dalam memodelkan risiko. Konsep Copula juga digunakan dalam skala yang bebas dan merupakan titik awal untuk penyusunan distribusi bivariat. Dalam hal ini, peneliti menggunakan data curah hujan, luas hasil panen, harga gabah, dan produktivitas padi di Kabupaten Sragen pada tahun 2008-2022. Kemudian, peneliti membandingkan asuransi yang lebih menguntungkan oleh petani. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa semakin besar nilai ambang batas curah hujan ( C_α) maka asuransi pertanian berbasis indeks suhu permukaan lebih menguntungkan petani. Sedangkan, semakin kecil nilai ambang batas suhu permukaan ( S_α), maka asuransi pertanian berbasis indeks curah hujan lebih menguntungkan petani.