Legitimasi madrasah diniyah pada era revolusi industri 4.0 di Kudus
Nurdianzah, Erry (2023) Legitimasi madrasah diniyah pada era revolusi industri 4.0 di Kudus. Dr/PhD thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
Disertasi_1700029053_Erry_Nurdianzah.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (10MB)
Abstract
Disertasi ini mendiskusikan madrasah diniyah di Kudus, yaitu tentang legitimasi madrasah diniyah di tengah hadirnya era revolusi industri 4.0 di Kudus. Problem akademik dalam penelitian ini adalah tentang legitimasi madrasah diniyah di Kudus yang bertahan dan dibertahankan hingga saat ini, dengan tiga pertanyaan penelitian, yaitu 1) Bagaimana keberadaan madrasah diniyah dalam masyarakat Kudus?. 2) Bagaimana strategi yang digunakan madrasah diniyah untuk memperoleh legitimasi pada era revolusi industri 4.0 di Kudus?. 3) Seperti apa basis legitimasi madrasah diniyah pada era revolusi industri 4.0 di Kudus?.
Penelitian disertasi ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan sosio-fenomenologi, dan pengambilan data yang digunakan yaitu wawancara mendalam, observasi terlibat, dan dokumentasi. Sedangkan analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode, mengkategorikan data, kemudian dicari tema yang menjadi fokus penelitian. Adapun yang menjadi setting kajian penelitian ini adalah Kudus sebagai wilayah kebudayaan, yang tentunya berbeda dan dibedakan dengan wilayah di luarnya. Dalam kajian ini, peneliti memfokuskan pada dua wilayah, yaitu Desa Panjang yang berada di Kecamatan Bae dan Kelurahan Kerjasan yang berada di Kecamatan Kota Kudus. Sedangkan madrasah diniyahnya, peneliti mengambil dua madrasah yaitu; Madrasah Diniyah Al-Furqon dan Madrasah Diniyah Muawanatul Muslimin.
Kajian ini menunjukkan bahwa: Pertama, madrasah diniyah di Kudus terus bertahan dan dibertahankan di tengah dinamika kebudayaan masyarakat Kudus, sehingga madrasah diniyah memiliki ciri khas yang unik yang berbeda dengan lembaga pendidikan di luarnya, yaitu; 1) madrasah diniyah di Kudus merupakan lembaga pendidikan yang bercirikan paham ahlu al-sunnah wa al-jama’ah, 2) madrasah diniyah di Kudus merupakan lembaga yang berbasis pada modal sosial agama masyarakat (religious social capital), 3) madrasah diniyah di Kudus merupakan panggonan ngaji agomo bagi anak-anak di Kudus dalam menanamkan dan mentransmisikan nilai-nilai agama. 4) dalam hal adaptasi, madrasah diniyah di Kudus terbagi menjadi dua bentuk, yaitu; salaf dan kholaf. Kedua, strategi yang digunakan madrasah diniyah untuk mendapatkan legitimasi di Kudus, yaitu: 1) strategi menjaga sumber agama (guard religious literature), 2) strategi adaptasi perubahan (change adaption strategy), 3) strategi jaringan (network strategi). Strategi menjaga sumber agama yakni berupa madrasah diniyah di Kudus berbasis pada tradisi keilmuan Islam yang telah diwariskan secara turun-temurun, sehingga keaslian (authentic) ilmu lebih terjaga. Strategi adaptasi perubahan yakni berupa penerapan pendidikan dalam prespektif perubahan, yakni madrasah diniyah berprinsip terbuka terhadap perubahan, terutama dalam kurikulum serta sumber agama (religious literature). Strategi jaringan yakni madrasah diniyah selalu terikat langsung dengan setiap komponen yang menjadi basis social capital bagi masyarakat Kudus. Ketiga, madrasah diniyah di Kudus dalam basis legitimasinya dapat dibagi ke dalam tiga bentuk, yaitu: 1) Religious social capital base, 2) religious capital base, 3) kyai based. Religious social capital base, dalam hal ini madrasah diniyah tergantung pada modal sosial keagamaan masyarakat Kudus. Religious capital base merupakan bentuk normativitas dari madrasah diniyah di Kudus, yang membuktikan bahwa madrasah diniyah tidak hanya sekedar mengajarkan pengetahuan, namun juga menanamkan nilai-nilai Islami (Islamic values). Kyai based merupakan basis utama dan paling utama dalam legitimasi madrasah diniyah di Kudus.
ABSTRACT:
This dissertation discusses the madrasah diniyah in Kudus, namely the legitimacy of madrasah diniyah in the midst of the industrial revolution era 4.0 in Kudus. The academic problem in this research is about the legitimacy of madrasah diniyah in Kudus which has survived and is maintained to this day, with three research questions, namely; 1) How is the existence of madrasah diniyah in the Kudus community?, 2) What is the strategy used by madrasah diniyah to gain legitimacy in the industrial revolution 4.0 era in Kudus? 3) What is the basis for the legitimacy of madrasah diniyah in the industrial revolution 4.0 era in Kudus?.
This dissertation research is a qualitative research with a socio-phenomenological approach, and the data collection used is in-depth interviews, involved observation, and documentation. While the analysis used in this study is by organizing, sorting, grouping, coding, categorizing data, then looking for themes that are the focus of research. As for the study of this research study is Kudus as a cultural area, which is of course different and distinguished from areas outside it. In this study, the researcher focused on two areas, namely Panjang Village in Bae District and Kerjasan Village in Kota Kudus District. As for the madrasah diniyah, researcher took two madrasahs namely; Madrasah Diniyah Al-Furqon and Madrasah Diniyah Muawanatul Muslimin.
This study shows that: First, madrasah diniyah in Kudus continues to survive and be maintained in the midst of the cultural dynamics of the Kudus community, so that madrasah diniyah has unique characteristics that are different from educational institutions outside it, it is; 1) madrasah diniyah in Kudus is an educational institution characterized by the understanding of ahlu al-sunnah wa al-jama,ah, 2) Madrasah diniyah in Kudus is an institution that is based on religious social capital, 3). Madrasah diniyah in Kudus is panggonan ngaji agomo for children in Kudus in instilling and transmitting religious values, 4) in terms of adaptation, madrasah diniyah in Kudus is divided into two forms, namely; salaf and kholaf. Second, the strategy used by madrasah diniyah to gain legitimacy in Kudus, it is; 1) guard religious literature, 2) change adaption strategy, 3) network strategy. guard religious literature namely in the form of madrasah diniyah in Kudus based on Islamic scientific traditions that have been passed down from generation to generation, so the authenticity of knowledge is authentic. Change adaption strategy namely in the form of providing education in the perspective of change, namely madrasah diniyah with the principle of being open to change, especially in the curriculum and religious literature. Network strategy that is, madrasah diniyah is always directly tied to every component that forms the basis of social capital for the Kudus community. Third, madrasah diniyah in Kudus on the basis of its legitimacy can be divided into three forms, namely: 1) religious social capital base, 2) religious capital base, 3) kyai based. Religious social capital base, in this case the madrasah diniyah depends on the religious social capital of the Kudus community. Religious capital base is a normative form of madrasah diniyah in Kudus, which proves that madrasah diniyah does not only teach religious knowledge, but also instills Islamic values. kyai based is the main and most important basis in the legitimacy of madrasah diniyah in Kudus.
Item Type: | Thesis (Dr/PhD) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Legitimasi; Madrasah diniyah; Era revolusi industry 4.0 |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.7 Propagation of Islam > 297.77 Islamic religious education |
Divisions: | Program Pascasarjana > Program Doktor (S3) > 76003 - Studi Islam (S3) |
Depositing User: | Miswan Miswan |
Date Deposited: | 30 Nov 2024 01:59 |
Last Modified: | 30 Nov 2024 01:59 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/25315 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year