Ibadah haji merupakan ibadah fisik. Oleh sebab itu seluruh jamaah haji terutama jamaah haji Indonesia harus menjaga kesehatan untuk pelaksanaan rangkaian ibadah haji terutama pada pelaksanaan puncak ibadah haji. Salah satu aspek yang mendorong suksesnya pelaksanaan ibadah haji merupakan adanya pelayanan transportasi. Karena dalam skala besar, pelaksanaan ibadah haji terutama pada puncak haji menimbulkan tantangan logistik yang kompleks sehingga fasilitas transportasi yang memadai merupakan salah satu kunci menjaga kenyamanan keamanan dan kesejahteraan jamaah. Terutama dalam menyediakan layanan pengantaran jamaah. Dalam penyelenggaraan ibadah haji tentunya mengalami permasalahan setiap tahunya. Seperti pada puncak haji tahun 2023, dimana terjadi keterlambatan pada pelayanan transportasi yang akan mengantarkan jamaah dari Muzdalifah menuju Mina. Sehingga terjadi ketidak sesuaian dalam pelayanan transportasi bagi jamaah haji terutama pada jamaah haji Kendal kloter 13. Hal tersebut tentunya menimbulkan berbagai persepsi pada jamaah haji Kendal terhadap pelayanan transportasi pada puncak haji tahun 2023.Tujuan penelitian ini untuk menganalisis persepsi jamaah haji Kendal terhadap pelayanan transportasi pada puncak haji tahun 2023. Jenis penelitian ini lapangan dengan menggunakan pendekatan ilmu psikologi serta penelitian ini bersifat deskriptif. Analisis data penelitian ini menggunakan teori Miles dan Hubermen dengan empat tahapan yaitu pengumpulan data, mereduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jamaah haji Kendal memiliki persepsi terhadap pelayanan transportasi pada puncak haji bahwa pelayanan transportasi tersebut sudah bagus. Baik Jamaah merasa pelayanan transportasi yang diberikan secara keseluruhan sudah sesuai dengan standar pelayanan yang ada. Namun pada pelayanan transportasi ketika berada di Muzdalifah jamaah merasa kurang puas karena pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan standar pelayanan yang ada. Baik secara manajemen lalu lintas, fasilitas yang diberikan, kelancaran arus lalu lintas dan standar pelayanan bus yang diberikan kepada jamaah. Oleh sebab itu pemerintah perlu adanya pembenahan agar tidak terulang kembali kejadian seperti tersebut. Namun jamaah berusaha mengambil hikmahnya dari keterlambatan tersebut sebagai perjalanan spiritual yang bermakna . karena dengan adanya kejadian tersebut jamaah belajar menjaga hawa nafsu untuk tidak marah-marah dan berpikiran yang tidak-tidak. Jamaah juga menganggap ini bentuk dari cara Allah dalam memberikan pengalaman yang berharga.