Keberadaan public relations dalam sebuah lembaga sangat penting dalam upaya mempertahankan citra positifnya dimata masyarakat. Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya mengalami kondisi ketika terjadinya pandemi COVID-19 yang mengharuskan humas menerapkan strategi-strategi baru agar program kegiatan tetap berjalan. Setelah masa pandemipun, masjid harus tetap berinovasi terhadap program serta hal lainnya agar citra positifnya tetap terjaga di khalayak luas.
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana strategi kehumasan Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya dalam memperthankan citra positif sebagai salah satu masjid terbesar di Indonesia. Teknik analisis dari Miles dan Huberman yang meliputi empat alur kegiatan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa humas Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya menjalankan berbagai kegiatan dalam upaya mempertahankan citra positifnya yaitu dengan melakukan digitaslisasi dakwah dan informasi, pembuatan virtual tour terkait fasilitas-fasilitas yang ada, dan menerima kunjungan serta studi banding dari berbagai kalangan. Selain itu humas juga menggunakan tahapan-tahapan sebelum melaksanakan prgram kegiatan yaitu melalui 4 tahapan strategi perencanaan public relations yang dikemukakan oleh Scott Cutlip dan Allen H. Center yang terdiri dari 4 tahapan, yaitu pencarian fakta (fact finding), perencanaan (planning), aksi dan komunikasi (action and communication), dan evaluasi (evaluation). Kemudian peneliti melakukan analisis mendalam terkait tahapan yang dijalankan oleh Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya. Dalam pencarian fakta, humas Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya mengumpulkan data permasalahan termasuk dampak adanya pandemi COVID-19, untuk merancang program yang relevan. Tahapan kedua perencanaan yang melibatkan analisis kebutuhan jamaah dan perumusan program-program. Tahapan ketiga informasi program disebarluaskan melalui media digital dan cetak untuk mencapai khalayak luas. Setelah program dilaksanakan, evaluasi dilakukan untuk dalam menilai keberhasilan program serta memberikan dasar untuk pengembangan dan perbaikan di masa mendatang, dengan tetap melibatkan umpan balik dari jamaah. Tahapan-tahapan tersebut dilakukan humas guna mempertahankan citra positif di publik.