Sebagai komoditas nomor wahid, bisa dikatakan rokok memiliki daya tarik yang sangat banyak sekali. Padahal rokok ibarat senjata bermata dua sebagai senjata ekonomi sekaligus sebagai senjata pembunuh yang sangat ampuh. Banyak sekali fakta yang menegaskan semacam itu, bahwa rokok memiliki daya ekonomi yang besar. Namun tidak sedikit pula orang yang stres atau bahkan sampai meninggal dunia disebabkan karena mengkonsumsi rokok. Kenyataan semacam inilah yang kemudian menjadi persoalan pelik dan besar untuk bagaimana memberikan solusi atas hukum yang pasti dan tidak menguntungkan sebagian orang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel fatwa haram rokok oleh Majlis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen mahasiswa. Untuk mengetahui apakah variabel harga rokok berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen mahasiswa dan Untuk mengetahui apakah variabel fatwa haram rokok, harga rokok secara simultan berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen mahasiswa.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dimana terdapat dua variabel yaitu fatwa dan harga sebagai variabel bebas (independent) dan minat beli sebagai variabel terikat (dependent). Objek penelitian ini di Mahasiswa IAIN Walisongo yang tergabung dalam organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan Himpunan Mahasiswa Islam. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan kuesioner. Serta menggunakan alat ukur berupa validitas dan reliabilitas dalam Cronbach Alpha. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier sederhana dan parsial dengan menggunakan SPSS 16.0. populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa IMM dan HMI IAIN Walisongo. Sedangkan penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel non probability sampling yaitu teknik penarikan sampel convenience (accidental sampling). Besarnya sampel yang digunakan 40.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa fatwa belum berpengaruh signifikan terhadap minat beli hal ini ditunjukan dengan koefisien regresi sebesar 2.805 dan tingkat signifkansinya 0,008 (lebih kecil dari 0,05). Secara empiris dilapangan maupun teori bahwa fatwa memang tidak penting terhadap terciptanya keputusan beli konsumen dan diharapkan konsumen kembali lagi memakai jasa atau berbelanja produk suatu perusahaan rokok. Hal ini sejalan dengan kenyataan yang terjadi di Mahasiswa IMM dan HMI yang menunjukan bahwa sebagian besar responden tidak menjawab. Fatwa PP muhammadyah sebagian besar responden berpendapat bahwa variabel fatwa ini berpengaruh terhadap rendahnya minat beli konsumen. Dan variabel harga secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (minat beli) karena hasil signifikansinya lebih besar dari 0,05. Jadi dapat dikatakan tidak semua variabel independen secara individual berpengaruh signifikan terhadap minat beli mahasiswa di IMM dan HMI IAIN-WS