Bagi anak tunarungu bahasa merupakan penghambat dalam mengadakan komunikasi dengan lingkungan, karena anak tunarungu kurang memiliki penguasaan bahasa yang memadai disebabkan karena tidak berfungsinya indera pendengarannya.
Metode penelitian yang digunakan adalah field research (penelitian lapangan). Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana partisipasi orang tua dalam melatih bicara anak tunarungu di SLB ABCD YSD Polokarto, Sukoharjo Jawa Tengah.
Orang tua berusaha melatih bicara anaknya dirumah dengan menggunakan bahasa sehari-hari dan sebagian kecil yang membelikan alat bantu mendengar (ABM). Harga ABM yang bergitu mahal dengan kisaran harga Rp 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) sampai dengan Rp 1000.000,- (satu juta rupiah) dan sebagaian besar orang tua mempunyai kemampuan ekonomi menengah ke bawah. Anak-anak yang mendapat pendampingan khusus dari orang tua akan menumbuhkan pribadi yang penurut dan tidak suka mengingkari janji. Terciptanya kepribadian yang baik juga berasal dari lingkungan, pergaulan dan pembelajran dari orang tua yang baik.
Disimpulkan bahwa bentuk partisipasi orang tua dalam melatih bicara anak tunarungu di SLB ABCD YSD Polokarto, Sukoharjo Jawa Tengah sudah baik. Hampir sebagian orang tua sudah melatih bicara anaknya secara terus menerus, dengan sikap sabar dan penuh kasih sayang.