Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap tiga hal, yakni tentang pandangan terhadap pendidikan agama Islam inklusif, faktor yang mempengaruhi perbedaan pandangan tersebut, serta dampak yang timbul dari perspektif tersebut terhadap perilaku keberagamaan siswa. Penelitian ini menggunakan meetode penelitin Kualitatif dan pendekatan Fenomenologi deskriptif. Data tersebut diperoleh melalui wawancara dan observasi terhadap guru, Orang tua dan Murid. Analisis ini akan menggunakan tiga tahapan seperti yag diungkapkan oleh Miles and Huberman. Pertama, Reduksi data untuk menyederhanakan data yang kompleks agar mudah di identifikasi. Kedua, display data untuk menyajikan data hasil identifikasi dalam bentuk table. Ketiga, penarikan kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh data penelitian terhadap perspektif Guru, Orang tua, dan Murid tentang peendidikan agama Islam inklusif di SLTA kota Semarang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Guru, Orang tua, dan Murid setuju dan mendukuung Pendidikan agama Islam inklusif. Selain itu Guru, Orang tua, dan Murid memandang pendidikan agama Islam inklusif sebagai pendidikan untuk mengajarkan toleransi kepada siswa, berfikir terbuka, moderat dan sebagai perwujudan pendidikan kewarganegaraan. Beragam pandangan tersebut di pengaruhi beberapa faktor, diantaranya factor lingkungan, pengalaman, stimulus, dan harapan. Factor pengalaman dan lingkungagn menjadi factor pengaruh yang paling menonjol diantara factor yang lain. Selain itu, penggunaan social media juga menjadi pengaruh bagi Guru, orang tua dan Murid. Dampak yang dihasilkan dari pendidikan agama Islam inklusif adalah terciptanya lingkungan sekolah yang Sejahtera dan damai. Selain itu, timbul semangat gotong royong diantara murid Ketika berinteraksi dengan Masyarakat non Muslim dirumah maupun di Sekolah.