Bullying di kelas 2A MIT Nurul Islam Semarang masih sering terjadi dalam bentuk verbal, fisik, dan sosial akibat dinamika sosial siswa. Penelitian deskriptif-analitis ini menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus untuk mengidentifikasi bentuk bullying, menganalisis peran guru kelas sebagai konselor, mengevaluasi dampak konseling behavioral asertif, serta mengkaji faktor pendukung dan penghambatnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Bullying di kelas 2A meliputi bullying verbal, fisik, dan sosial, baik secara langsung maupun tidak langsung. 2) Guru kelas berperan aktif sebagai konselor dalam mencegah bullying dengan konseling behavioral asertif yang meliputi identifikasi masalah, pelatihan komunikasi tegas namun tidak agresif, pengelolaan ekspresi perasaan, penguatan ketahanan psikologis siswa korban bullying, pelatihan perilaku asertif dan pemberian penguatan positif. 3) Dampak penerapan konseling ini meliputi penyelesaian bullying verbal dan sosial, peningkatan konsep diri, keterampilan asertif, dan pengelolaan emosional siswa 4) Faktor pendukung meliputi pengetahuan dan komitmen guru, serta dukungan lingkungan, sedangkan faktor penghambat berupa keterbatasan waktu, beban tugas, dan prasarana yang kurang memadai.