Puasa memiliki peran yang sangat penting untuk menjaga keseimbangan tekanan darah agar tidak terlalu tinggi atau pun terlalu rendah. Sebagaimana kita ketahui, makan secara berlebihan, terutama makanan yang banyak mengandung lemak hewani akan mempengaruhi kadar kolesterol dan lemak dalam darah. Peningkatan kadar kedua materi itu akan berpengaruh terhadap kondisi pembuluh darah, karena lemak dan kolesterol akan mengendap pada dinding pembuluh darah dan kemudian menghambat laju aliran darah ke semua bagian tubuh.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tekanan darah antara santri yang terbiasa berpuasa Senin Kamis dengan santri yang tidak terbiasa berpuasa Senin Kamis di Pesantren Mahasiswa Qolbun Salim Walisongo Semarang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian field Research dan studi pustaka, variabel bebasnya adalah puasa Senin Kamis (X) dan variabel terikatnya adalah tekanan darah (Y). Populasi penelitian ini adalah seluruh santri Pesantren Mahasiswa Qolbun Salim Walisongo Semarang berjumlah 110 santri. Teknik sampel yang digunakan adalah population sampling.. Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan alat ukur berupa sphygmomanometer digital. Yaitu alat ukur tekanan darah versi digital yang biasa disebut tensimeter. Wawancara berstruktur digunakan untuk mengumpulkan data kebiasaan berpuasa Sennin Kamis. Sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah teknik analisis komparatif dan teknik analisis uji Mann Whitney-U. Analisa data penelitian ini menggunakan bantuan SPSS versi 16.0 for Windows.
Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan bantuan program SPSS versi 16.00 for Windows diperoleh nilai Z sebesar -4,371 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Hasil olahan data pada kebiasaan berpuasa Senin Kamis dan tekanan darah para santri mengklasifikasikan sejumlah 54 santri (49,1) terbiasa berpuasa Senin Kamis, 39 santri (72,2%) bertekanan darah normal dan 15 santri (27,8%) bertekanan darah tidak normal. Sementara santri yang tidak terbiasa berpuasa Senin Kamis 56 santri (50,9%), hanya 17 santri (30,4%) bertekanan darah normal dan sebagian besar lainnya 39 santri (69,6%) bertekanan darah tidak normal. Sehingga hipotesis yang diajukan oleh peneliti diterima, yaitu ada perbedaan tekanan darah antara santri yang terbiasa berpuasa Senin Kamis dengan santri yang tidak terbiasa berpuasa Senin Kamis di Pesantren Mahasiswa Qolbun Salim Walisongo Semarang.