Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) bagaimana pendidikan agama pada usia 6-12 tahun 3) Bagaimanakah pentingnya pendidikan agama pada usia 6-12 tahun terhadap pembentukan Akhlak.
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan, yakni serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca, mencatat, serta mengolah bahan penelitian. kemudian data yang terkumpul dideskripsikan sesuai dengan kajian yang telah ada, sedangkan untuk menunjang penelitian ini digunakan buku-buku penunjang yang relevan dengan penelitian ini.
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif karena metode ini berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan apa yang ada, baik mengenai kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang sedang tumbuh, proses yang sedang berlangsung akibat atau efek yang terjadi atau kecenderungan yang tengah berkembang, kemudian juga menggunakan metode reflektif yaitu berfikir yang prosesnya mondar – mandir antara yang empirik dan yang abstrak. Metode ini digunakan untuk menganalisis konsep – konsep atau teori – teori yang dikemukakan oleh para ahli / pakar dengan cara berfikir mondar – mandir baik yang empirik maupun yang abstrak sehingga ditemukan satu konsep yang lengkap dan tepat, sehingga diharapkan dapat memunculkan konsep baru yang lebih baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa urgensi pendidikan agama anak pada usia 6-12 dalam pembentukan akhlak adalah; 1) pendidikan agama anak pada usia 6-12 tahun adalah terdiri dari tiga pendidikan yakni pendidikan akidah pada anak, pendidikan ibadah pada anak dan pendidikan akhlak pada anak. Semua aspek tersebut adalah bertujuan untuk membentuk akhlak pada anak terutama akhlak terhadap allah, lingkungan, sosial. 2) Dalam proses pembentukan akhlak dapat digunakan beberapa metode pertama metode teladan yaitu dengan menjalankan ibadah yang kuat dan ikhlas, metode teladan karena dengan teladan seseorang bisa mempengaruhi diri untuk berubah karena manusia cepat meniru orang lain. Kedua metode pembiasaan, Metode pembentukan akhlak yang kemudian mengubah seluruh sifat-sifat baik menjadi kebiasaan. Kebiasaan menjadi hal paling pokok pada pembentukan akhlak pada anak usia 6-12 tahun, hal ini dikarenakan kebiasaan akan membentuk secara sendirinya, jadi ketika tidak melakukan hal yang biasa maka kemampuan kognitif anak akan berkembang dan mencari jawaban dengan sendirinya.
Berdasar kepada hasil penelitian ini diharapkan akan dapat menjadi bahan informasi dan masukan bagi mahasiswa, tenaga pengajar, para peneliti serta semua pihak yang membutuhkan di lingkungan IAIN Walisongo Semarang.