Skripsi ini membahas nilai-nilai demokrasi yang terdapat dalam Q.S. Ali Imran ayat 159 dan Implementasinya dalam Pendidikan Agama Islam, yang mencakup fungsi dan tugas pendidik. Latar belakang dari penelitian ini karena melihat realitas yang terjadi saat ini bahwa pendidikan yang seharusnya menjadi sarana dalam mensosialisasikan nilai-nilai demokrasi, belum bersikap demokratis. Pendidikan hanya digunakan sebagai alat mentransfer ilmu saja yang mana peserta didik tidak diberikan kesempatan untuk mengeksplore pengetahuannya sendiri. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan : (1) Bagaimanakah konsep demokrasi dalam perspektif al-Qur’an? (2) Apa nilai-nilai yang terkandung dalam Q.S. Ali Imran ayat 159? (3) Bagaimana Implementasi nilai-nilai demokrasi Q.S. Ali Imran ayat 159 dalam Pendidikan Agama Islam? Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian Library Research. Library Research adalah sutau riset pustaka atau kepustakaan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi, yaitu mengumpulkan data yang berhubungan dengan penelitian berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, dan sebagainya. Setelah data terkumpul, maka akan dilakukan metode analisis data, dan yang digunakan adalah metode diskripsi dan tahlili. Metode deskripsi adalah metode penelitian dengan cara menguraikan secara lengkap, teratur dan teliti terhadap suatu objek penelitian. Sedangkan metode tahlili adalah metode penafsiran dengan maksud menjelaskan kandungan ayat-ayat al-Qur’an dari seluruh aspeknya. Di dalam tafsirnya, penafsir mengikuti runtutan ayat sebagaimana yang telah tersusun didalam mushaf.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) adanya konsep nilai-nilai demokrasi dalam Q.S. Ali Imran ayat 159 yang termanifestasikan dalam perintah bermusyawarah dalam kehidupan, hususnya dalam hal hubungan manusia (human relation). Selain perintah bermusyawarah, ayat tersebut juga mengandung perintah untuk berperilaku lemah lembut, pemaaf, dan perintah untuk bertawakkal kepada Allah. Konsepsi musyawarah dalam Islam harus dilandasi nila-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai transendental (ketuhanan). (2) implementasinya dalam Pendidikan Agama Islam mencakup fungsi dan tugas pendidik untuk “terbuka”baik dalam berfikir maupun bersikap dan mengedepankan dialog dalam proses pembelajaran. Di samping itu, pendidikan agama Islam didesain dengan memberikan ruang bagi individu untuk mengenal pengetahuan dan mengembangkan kemampuan serta potensinya.