Skripsi ini membahas tentang pendidikan karakter keagamaan di SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang yang dilatarbelakangi oleh banyaknya kemerosotan moral yang sering terjadi akhir-akhir ini, yang mana banyaknya kalangan remaja khususnya peserta didik ikut serta dalam suatu perbuatan tercela. Maka dari itu perlu adanya penanaman nilai-nilai karakter dan akhlaq pada peserta didik.
Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan : Bagaimana pendidikan karakter keagamaan di lingkungan SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi?
Permasalahan dibahas melalui studi lapangan, sebagai sumber data ialah guru PAI, kepala sekolah beserta jajarannya, staff BK, dan peserta didik di SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang untuk mendapatkan potret pendidikan karakter keagamaan di sekolah. Data diperoleh dengan cara wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Semua data dianalisis dengan pendekatan fenomenologi dan analisis deskriptif menggunakan logika induksi, dan refleksi.
Hasil penelitian ini adalah: Perencanaan pendidikan karakter keagamaan di SMA Islam Sultan Agung 1Semarang dirancang oleh Yayasan. Perencanaan yang dibuat sedemikian rupa oleh Yayasan selanjutnya dikaji lebih mendalam dengan kepala sekolah beserta jajarannya. Dari perencanaan tersebut, nanti nya akan diterapkan sebagai peraturan dan acuan dalam hal teknis pembelajaran terutama dalam hal pendidikan karakter keagamaan. Sekolah menggunakan metode uswah, metode parenting dan metode bintal dalam pendidikan karakter keagamaan di sekolah.
Pelaksanaan pendidikan karakter keagamaan di SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang fokus kepada gerakan BUSI (budaya sekolah Islami). Dalam pelaksanaan, sekolah lebih memfokuskan pada gerakan budaya sekolah Islami dalam hal penanaman nilai karakter Islami yang nantinya akan membentuk akhlak serta perilaku siswa
vii
yang baik. Di sekolah ini pendidikan karakter keagamaan berbasis pada gerakan BUSI (budaya sekolah Islami). BUSI merupakan implementasi pendidikan karakter plus pendidikan Islami. Terdapat lima hal dalam budaya sekolah Islami antara lain; budaya sholat berjama’ah, budaya iqro’, budaya bergaul, budaya bersih dan budaya berbusana Islami.
Evaluasi merupakan sebuah penilaian akhir dari suatu kegiatan, dalam hal teknis evaluasi digunakan sebagai pengamatan pribadi kepada masing-masing guru, kemudian dalam rapat bulanan oleh dewan guru dilakukan sebuah kajian. Informasi dari beberapa evaluasi dari masing-masing elemen pendidik, karena sekarang itu semua memliki peranan penting, baik guru maupun karyawan adalah motivator. Kalau dahulu masih ada tim motivator BUSI baik guru maupun siswa.