Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu lembaga yang bergerak di bidang keuangan yang bertugas menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada masyarakat. Dalam kegiatan penyaluran dana BSM mengeluarkan produk yang diperuntukkan bagi masyarakat yang telah mempunyai usaha kecil dan menengah dengan nama “BSM Warung Mikro” yang menggunakan akad murabahah. BSM selalu menerapkan cara prosedur produk pembiayaan warung mikro, tetapi tidak banyak pula kendala ketika melakukan prosedur pembiayaan.
Berdasarkan uraian latar belakang belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mempelajari lebih dalam mengenai penerapan prosedur produk pembiayaan warung mikro dan apa saja kendala yang dihadapi dalam melaksanakan prosedur produk pembiayaan warung mikro.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan yang dilakukan di BSM KCP Ngaliyan untuk memperoleh data yang relevan atau sumber data (primer dan sekunder) penulis melakukan pengumpulan data melalui observasi, dokumentasi dan wawancara. Kemudian dari data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Dengan menggunakan analisis SWOT.
Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: Penerapan Prosedur Produk Pembiayaan harus adanya sosialisasi antara Bank dengan nasabah, nasabah mengajukan pembiayaan harus menggunakan prosedur Produk Pembiayaan dengan mengisi formulir aplikasi beserta persyaratan yang lengkap dan benar, sampai dengan proses pencairan. Adapun kendala di Bank Syariah Mandiri KCP Ngaliyan ketika mengajukan Prosedur pembiayaan karena nasabah, kurang kooperatif dalam mengumpulkan dokumen sehingga nasabah kurang teliti dalam melakukan persyaratan dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang relatif lama sehingga memperlama proses pembiayaa. Dan cara mengantisipasinya para marketing secara intensif kepada nasabah agar data-data terkumpul sehingga berkala pada notaris dan menurunkan plafon pengajuan nasabah.