Skripsi ini membahas implementasi pendidikan akhlak di Pondok Pesantren Putri Tahfidzul Qur’an. Pengkajian skripsi ini dilatarbelakangi oleh upaya pesantren khusus putri mendidik akhlak santri dalam penanggulangan kasus kekerasan yang terjadi pada perempuan yang kebanyakan masih berusia remaja. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: (1) Bagaimana implementasi pendidikan akhlak di Pondok Pesantren Putri Tahfidzul Qur’an Al-Hikmah Tugurejo Kota Semarang?
Penelitian ini bertujuan untuk: Mendeskripsikan pelaksanaan pendidikan akhlak, mulai dari pemberian materi, penggunaan metode dan media, serta pelaksanaan evaluasi pendidikan akhlaknya.
Permasalahan tersebut dibahas melalui studi lapangan yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Putri Tahfidzul Qur’an Al-Hikmah Tugurejo Kota Semarang. Pondok Pesantren Al-Hikmah ini dijadikan sebagai sumber data untuk mendapatkan gambaran implementasi pendidikan akhlak yang meliputi penggunaan kurikulum, pemilihan metode dan media pembelajaran, serta sistem evaluasi yang dilakukan untuk mendukung keberhasilan implementasi pendidikan akhlaknya. Data dari penelitian ini diperoleh dengan cara wawancara terstruktur dengan pengasuh, ustadz, pengurus, dan beberapa santri, observasi kegiatan pembelajaran dan kegiatan sehari-hari santri selama di pondok pesantren, dan studi dokumentasi. Semua data tersebut dianalisis dengan teknik triangulasi.
Kajian ini menunjukkan bahwa: (1) implementasi pendidikan akhlak di Pondok Pesantren Putri Tahfidzul Qur’an Al-hikmah Tugurejo Kota Semarang sudah berhasil. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari penggunaan kurikulum yang terdiri dari: kurikulum inti (core curriculum) yang terdiri dari beberapa kitab untuk mendidik akhlak dan menambah pengetahuan santri disana. Materi-materi tersebut berupa: materi fiqih, tasawuf, nahwu, sharaf, tafsir, tajwid, tarikh, dan akhlak. Adapun kitab akhlak yang diajarkan di sana adalah kitab Ta’lim al-Muta’allin dan Adab al-‘Alim wa al-Muta’allim. Dan kurikulum tersembunyi (hidden curriculum) yang terdiri dari peraturan-peraturan pondok pesantren yang harus dita’ati semua santri. Dalam proses penyampaian materi-materi tersebut didukung oleh pemilihan-pemilihan metode dan media yang sesuai dengan materi yang disampaikan. Metode dan media yang biasa digunakan oleh ustadz dan ustadzah dalam menyampaikan materi akhlak adalah: metode ceramah, pembiasaan, teladan, reward and punishment, dan media yang digunakan adalah kitab akhlak dan media manusia yang terdiri dari pribadi pengasuh, pengurus harian, dan santri yang telah lebih dulu mondok. Ada dua cara evaluasi yang digunakan yaitu: evaluasi ustadz pengampu kitab akhlak selama memberikan materi akhlak, dan rapat dalam waktu tiga bulan sekali atau yang biasa disebut rapat triwulan. Dalam rapat tersebut pihak-pihak yang bersangkutan seperti: pengasuh dan semua pengurus harian untuk membahas mengenai laporan pertanggung jawaban pengurus selama tiga bulan terakhir, dan membahas pergantian pengurus. Temuan tersebut memberikan acuan bagi sistem pendidikan islam dalam memperbaiki pendidikan akhlak yang telah ada sebelumya.