Belakangan ini, di lingkungan pendidikan terdapat banyak sekali kasus perundungan (bullying), sikap intoleran, serta lunturnya rasa kepedulian terhadap sesama. Baik itu perundungan secara fisik (pemukulan, penendangan, tawuran dll.), maupun perundungan secara verbal (menghina, menghujat, dsb). Lunturnya sikap peduli sosial pada penerus generasi bangsa ini sebenarnya dapat diatasai dengan tindakan preventif atau pencegahan, salah satunya dengan pendidikan karakter di sekolah. Untuk itu, bagaimana pelaksaan pendidikan karakter peduli sosial di lingkungan sekolah menarik perhatian untuk diteliti. Lunturnya sikap kepedulian pada para penerus generasi bangsa ini sebenarnya dapat diatasai dengan tindakan preventif atau pencegahan, salah satunya dengan pendidikan karakter.
Penelitian ini di laksanakan di SD Islam Al Azhar 29 Semarang dengan menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Sumber data adalah kepala sekolah, guru dan siswa. Teknik pencarian data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data dengan triangulasi teknik, sumber, dan waktu. Adapun analisis data dengan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan pendidikan karakter peduli sosial di SD Islam Al Azhar 29 dilakukan dengan cara (1) Integrasi dalam pengembangan diri berupa Kegiatan rutin dengan kegiatan TSH, Amaliyah Ramadhan, dan menyelenggarakan kurban. Kegiatan spontan dilakukan dengan memberikan bantuan saat ada bencana datang dan memberikan nasihat, teguran, serta hukuman yang mendidik. Keteladanan dilakukan dengan cara guru memungut sampah yang dibuang sembarangan, keteladanan dalam 4S (senyum, sapa, salam, dan salim), dan keteladanan dengan ikut berpartisipasi menyumbang. Pengondisian dilakukan dengan cara meletakan kotak infaq di setiap kelas, poster kata-kata bijaksana dan peraturan sekolah. jika dilihat secara fisik. Adapun pengondisian secara non fisik adalah dengan pembelajaran kisah inspiratif, kerja kelompok dan semangat saling membantu antar sesama. (2) Integrasi dalam mata pelajaran berupa merencenakan integrasi karakter peduli sosial dengan RPP dan ketika pembelajaran berlangsung diintegrasikan dalam pembelajaran dengan berbagai metode, seperti ceramah, diskusi, dan kisah inspiratif. (3) Integrasi dalam budaya sekolah berupa terfasilitasinya kegiatan yang bersifat sosial, melakukan aksi sosial, tersedianya fasilitas untuk menyumbang, siswa berempati pada sesama teman, terbangunya kerukunan diantara siswa