Scaffolding merupakan strategi dimana pendidik memberikan untuk membantu anak-anak pada tahap awal perkembangan mereka lalu kurangi bantuan dan ciptakan peluang untuk anak-anak mendapatkan tanggung jawab ini lebih hebat ketika seorang anak bisa melakukan itu. Guru dapat menawarkan bantuan scaffolding berupa petunjuk, dorongan, dan lain sebagainya untuk melatih kemampuan berpikir kritis siswa. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, para guru sering kurang memperhatikan kemampuan berpikir kritis siswa. Kemungkinan guru juga kurang memahami bagaimana cara mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa sehingga guru tidak memberikan perhatian dan bantuan khusus kepada siswa. Tujuannya adalah mengetahui pengaruh strategi pembelajaran scaffolding terhadap kemampuan berpikir kritis tematik siswa. Pendekatan penelitian yang dipilih adalah metode kuantitatif eksperimen. Desain penelitian yang akan digunakan adalah Quasy Experiment karena, Quasy Eksperiment dapat digunakan untuk penelitian yang menyelidiki hubungan antar variabel dan mengklarifikasi hubungan tersebut. Desain Quasy Eksperiment yang digunakan dalam penelitian ini adalah The nonequivalent pretest and posttest control. Sampel kelas yang digunakan oleh peneliti adalah kelas V sebagai kelas eksperimen dan kelas VI sebagai kelas kontrol di MI Ma’arif Beji Ungaran. Pengaruh strategi pembelajaran scaffolding ditentukan berdasarkan kemampuan berpikir kritis siswa melalui pemberian soal pretest-postest yang diuji menggunakan uji normalitas serta homogenitas, setelah itu melakukan uji paired t test, analisis koefisien korelasi serta analisis koefisien determinasi. Hasil penelitian menunjukkan kelas eksperimen memperoleh hasil koefisien determinasi sebesar 71,74%, artinya besar pengaruh penerapan strategi pembelajaran scaffolding terhadap kemampuan berpikir kritis siswa lebih besar daripada kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional yaitu 48,23%.