Skripsi ini membahas pelaksanaan pembelajaran dengan metode Bermain Sambil Belajar. Kajiannya adalah untuk mengetahui apa problematika implementasi pembelajaran dengan Metode Bermain Sambil Belajar dan apa solusi problematika implementasi pembelajaran dengan Metode Bermain Sambil Belajar di RA. Siti Khodijah Karangrowo Wonosalam Demak. Skripsi ini adalah jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik yaitu mendeskripsikan problematika implementasi pembelajaran dengan metode Bermain Sambil Belajar dan solusinya di RA. Siti Khodijah Demak. Kemudian menganalisanya dengan bukti kebenaran data yang diuji dengan metode keabsahan data yaitu menggunakan triangulasi yang meliputi triangulasi sumber, triangulasi teknik dan triangulasi waktu.
Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, RA. Siti Khodijah melaksanakan pembelajaran dengan problematika sebagai berikut: 1) Proses pembelajaran yaitu terdapat peserta didik yang membuat kegaduhan, kurangnya variasi metode, kurangnya konsentrasi peserta didik karena tidak menariknya pembelajaran, tidak adanya multi media yang mendukung, 2) Problem peserta didik yaitu latar belakang yang homogen (ekonomi menengah ke bawah), ingin diperhatikan, motivasi belajar rendah, datang terlambat, sering jajan di lingkungan sekitar sekolah, 3) Problem pendidik yaitu ketidaksesuaian kompetensi akademik, kurangnya sarana prasarana, insentif kecil, 4) Problem manajemen yaitu harapan kualitas pembelajaran lebih baik (membuat RKH), kinerja yayasan dalam hal memenej layanan pembelajaran lemah, sarana prasarana kurang dan ketidakpedulian dari pihak yayasan, kinerja pendidik yang seikhlasnya (tidak membuat RKH), sumbangsih baik materi maupun imateri dari pihak terkait kecil, 5) Problem lingkungan sekolah yaitu banyaknya warga lingkungan sekolah yang berjualan, warga yang berjualan tidak ikut berpartisipasi membersihkan sampah.
Sedangkan solusi untuk mengatasi problematika pelaksanaan pembelajaran dengan metode Bermain Sambil Belajar adalah sebagai berikut. 1) Proses pembelajaran yang telah dilaksanakan adalah pendidik menjalin komunikasi yang khusus dan personal, memberikan kegiatan atau pekerjaan yang lain, pendidik membuat bentuk permainan yang lain. Sedangkan secara teoritis hendaknya peserta didik belajar melalui kegiatannya sendiri, sedapat mungkin pengetahuan yang diberikan kepada peserta didik harus sesuai dengan minat dan hasrat serta seiring dengan tingkat perkembangannya. 2) Problem peserta didik, solusinya adalah menjalin kerjasama dengan wali murid melalui buku penghubung dan buku konsultasi, menjalin komunikasi khusus dengan peserta didik, mengadakan usaha perbaikan. Secara teoritis yaitu pendidik hendaknya lebih banyak memberi pengalaman belajar melalui berbagai kegiatan belajar yang bervariasi, tetap mengadakan usaha perbaikan dengan buku penghubung dan buku konsultasi, adanya partisipasi aktif dari wali murid, 3) Solusi problem pendidik yang telah dilaksanakan yaitu mengikuti program kualifikasi S I guru RA. dan Madrasah di perguruan tinggi IAIN Walisongo Semarang, mengikuti pelatihan guru RA/ TK/ PAUD, Adanya kenaikan bisyaroh secara bertahap meskipun belum sesuai. Secara teoritis berusaha mempunyai kompetensi akademik yang sesuai (S I PAUD/ Psikologi) guna pengembangan kualitas keilmuan, pendidik harus mempunyai kesadaran yang tinggi bahwa profesi pendidik adalah merupakan panggilan jiwa, 4) Solusi problem manajemen yaitu membuat RKH, menggalang dana dari donatur, koordinasi steakholder sekolah mengenai perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi dan pertanggungjawaban pembelajaran secara transparan. Menurut peneliti solusinya adalah koordinasi dilakukan, tidak hanya dengan steakholder sekolah, tetapi juga dengan pihak yayasan ataupun dengan pihak terkait lainnya, 5) Solusi problem lingkungan sekolah yaitu membuat kebijakan sekolah peduli lingkungan, mensosialisasikan dan melaksanakan program sekolah peduli lingkungan dengan ikut berpartisipasi aktif membersihkan lingkungan, sekolah menyediakan tempat pembuangan sampah. Menurut peneliti hendaknya sekolah mengadakan kerja bakti beserta yayasan yang waktunya disesuaikan dengan kebijaksanaan yang diputuskan, misalnya satu bulan sekali atau dua bulan sekali, sekolah menyediakan tempat pembuangan sampah yang cukup.
Dari solusi yang telah terpapar di atas perlu juga diadakan manajemen konflik. Tujuannya adalah untuk membatasi dan menghindari kekerasan yang mungkin terjadi di waktu yang akan datang dengan cara mendukung perubahan tingkah laku yang positif pada pihak-pihak yang terlibat.
Berdasarkan penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi khususnya pada pelaksanaan pembelajaran dengan metode Bermain Sambil Belajar dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan dan semua pihak yang membutuhkan.