Mah}abbbah merupakan anugerah dan karunia Tuhan yang diberikan kepada setiap manusia. Tuhan membekali manusia dengan cinta dalam menjalani kehidupannya didunia ini, sehingga cinta pada dasarnya adalah fit}ra>h manusia. Dalam dunia sufisme, cinta merupakan salah satu tema sentral yang obyeknya adalah Tuhan Yang Maha Esa. Cinta kepada Allah juga bukan hal yang baru karena sejak semula Rosulullah SAW telah mengajarkan ajaran cinta tersebut. Cinta adalah perasaan yang menyenangkan jiwa dan mendamaikan hati. Cinta dapat ditingkatkan mencapai puncaknnya. Dan puncaknya yang paling tinggi hanyalah kepada Allah SWT semata. Cinta mempunyai peranan penting dalam kehidupan umat manusia. Karena itulah, cinta sangat luar biasa dan mengubah segalannya.
Dalam Islam juga diajarkan bahwa ketika ingin mengetahui agama secara utuh. Maka harus memahami terlebih dahulu tentang 3 pilar yaitu Iman, Islam dan Ihsa>n. Dan ini harus dilakukan secara seimbang. Dalam menjalankan agama yang utuh bisa dilakukan dengan amalan dz\ikir maupun wirid yang dilakukan secara istiqa<mah.
Dari latar belakang diatas, memunculkan masalah yang ingin diketahui oleh peneliti yaitu tentang bagaimana pengamalan Dala>il Al-Khaira>t oleh jama<‘ah di Majlis Ta‘li<m Ar-Roh}mah di Pekalongan. Dalam hal ini penulis menerangkan tentang tata cara mengamalkan wirid Dala>il Al-Khaira>t. Unsur-unsur MAH{ABBAH yang terdapat dalam pengamalan wirid Dala>il Al-Khaira>t. Dan juga ingin mengetahui signifikansinnya dalam pembinaan moral dalam melakukan wirid Dala>il Al-Khaira>t.
Penelitian ini adalah penelitian lapangan (fiels research) dengan pendekatan kualitatif, yang menggunakan metode pengumpulan data dengan metode observasi, metode interview, dan metode dokumentasi. Sedangkan dalam analisis data penulis menggunakan metode analisis data deskriftif.
Adapun hasil penelitian yang telah diperoleh peneliti adalah dalam pengamalan wirid ini dilaksanakan secara istiqa>mah dan setiap hari bacaanya sudah ditentukan. Adannya unsur-unsur MAH{ABBAH didalam pengamalan wirid yaitu Ridla> , Syauq, dan Uns. Dalam signifikansi pembinaan moralnya dengan seseorang membaca bacaan tersebut dengan istiqa>mah maka hati seseorang akan merasa damai. Karena sering dibaca maka akan menimbulkan rasa cinta kepada Rosulullah SAW. Seseorang lama kelamaan akan mempunyai pribadi/suri tauladan yang seperti Rosulullah SAW. Dan setelah cinta kepada Rosulullah akan mempunyai rasa cinta kepada Allah SWT. Dan MAH{ABBAH terhadap Allah SWT akan memberikan pengertian bahwa makna dan tujuan hidup yang sebenarnya.