Skripsi ini membahas tentang frekuensi pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas dan kinerja guru agama di Madrasah Aliyah Kabupaten Pemalang. Kajiannya dilatarbelakangi oleh kurangnya pelaksanaan supervisi dalam bidang akademik sehingga kinerja guru agama belum sepenuhnya dikategorikan maksimal dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: (1) Bagaimana frekuensi pelaksanaan supervisi akademik pengawas Madrasah Aliyah Negeri (MAN) dan Madrasah Aliyah Swasta (MAS) di Kabupaten Pemalang ? (2) Bagaimana kinerja guru agama Madrasah Aliyah Negeri (MAN) dan Madrasah Aliyah Swasta (MAS) di Kabupaten Pemalang ? (3) Apakah ada korelasi antara frekuensi supervisi akademik Pengawas dengan kinerja Guru Agama di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) dan Madrasah Aliyah Swasta (MAS) Kabupaten Pemalang ? permasalahan tersebut dibahas melalui studi lapangan yang dilaksanakan di semua Madrasah Aliyah Kabupaten Pemalang. Madrasah tersebut berjumlah 13, yang mana 12 Madrasah Aliyah Swasta dan 1 Madrasah Aliyah Negeri. Datanya diperoleh dengan cara mengobservasi kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung, studi dokumen, dan melalui angket berupa angket tertutup yang dibagikan kepada semua guru agama di Madrasah Aliyah Kabupaten Pemalang yang berjumlah 71 orang. Semua data dianalisis dengan pendekatan kuantitatif dan analisis statistik dengan menggunakan rumus korelasi dan analisis regresi satu prediktor.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa: (1) Frekuensi supervisi akademik pengawas dikategorikan cukup. Hal ini ditandai dengan nilai rata-rata hasil angket sebesar 51,37 dan nilai standar deviasi (s) sebesar 8,72147 dengan nilai tertinggi 70 dan nilai terendah 32. Dari hasil studi dokumen diperoleh frekuensi supervisi akademik pengawas sebanyak 37 kali pelaksanaan dalam 1 semester atau 6 bulan di semua Madrasah Aliyah Kabupaten Pemalang. Namun, yang lebih mengarah pada supervisi akademik hanya 9 kali selama 1 semester sisanya 28 kali yaitu supervisi yang berorientasi pada supervisi administratif.
(2) kinerja guru agama di Madrasah Aliyah Kabupaten Pemalang menempati kategori baik. Hal ini ditandai dengan nilai rata-rata hasil angket sebesar 64,38 dan nilai standar deviasi (s) sebesar 4,91751 dengan nilai tertinggi 77 dan nilai terendah 53. Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa ada 92% yang masuk dalam jawaban “Ya” dan sisanya 8% masuk dengan jawaban “Tidak”. (3) Hubungan antara frekuensi supervisi akademik pengawas dengan kinerja guru agama mempunyai hubungan timbal balik di antara keduanya. Hal ini dibuktikan dengan nilai korelasi rxy sebesar 0,393 serta harga thitung sebesar 3,548 dan dinyatakan signifikan di kedua taraf signifikansi baik 5% maupun 1%. Namun, tingkat korelasinya berada dalam kategori lemah karena nilai rxy sebesar 0,393 berada dalam interpretasi koefisien korelasi 0,20 - 0,40.
Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan timbal balik antara frekuensi supervisi akademik pengawas dengan kinerja guru agama di Madrasah Aliyah Negeri dan Madrasah Aliyah Swasta Kabupaten Pemalang. Dengan demikian semakin sering pengawas memberikan supervisi akademik kepada guru-guru agama, maka semakin meningkat pula kinerja guru agama atau sebaliknya.
Temuan tersebut memberikan acuan bagi para supervisor, guru, maupun lembaga pendidikan Islam dalam mencapai tujuan pendidikan yang dapat menumbuhkan perkembangan peserta didik sesuai harapan. Berdasarkan penelitian ini, kepada lembaga khususnya Madrasah Aliyah Negeri dan Madrasah Aliyah Swasta agar lebih mendukung kegiatan supervisi akademik, kepada para supervisor agar senantiasa lebih meningkatkan peranannya dalam melaksanakan supervisi di bidang akademik, dan kepada para guru agar lebih meningkatkan kinerjanya melalui dari berbagai macam kegiatan terutama supervisi akademik untuk dapat memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih luas dalam hal pembelajaran.