TK PGRI 04/89 Ngaliyan dijadikan sebagai wadah untuk menampung dan mendidik anak usia dini dari berbagai kalangan dengan memberikan kesempatan pada anak, sekolah yang sudah berstatus sekolah ramah anak. Dimana Sekolah TK PGRI 04/89
Ngaliyan memiliki sifat aman, bersih, peduli dan berbudaya lingkungan hidup, demi menjamin, memenuhi, serta melindungi hak anak serta perlindungan anak sekolah dari segala bentuk diskriminasi dan kekerasan di bidang pendidikan.
Pentingnya pembiasaan budaya 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) di TK PGRI 04/89 Ngaliyan adalah untuk
mencapai aspek perkembangan pada anak usia dini, khususnya
pada aspek sosial emosional. Penerapan aspek sosial dan emosional tersebut dilakukan dengan meningkatkan sosial emosional anak melalui kegiatan pembiasaan budaya 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun).
Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber data yang digunakan penelitian
adalah sumber data primer dan sekunder. Tekhnik pengumpulan
data yang digunakan peneliti dalam penelitian melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Tekhnik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, data display, dan verifikasi. Sedangkan untuk menguji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan teknik.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertama, pembiasaan merupakan sebuah metode dalam pendidikan berupa “proses penananaman pembiasaan anak dalam kegiatan

sehari-hari”. Sebelum anak berfikir logis dan memahami hal-hal yang abstrak, serta belum sanggup menentukan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah, maka contoh-contoh, latihan-latihan dan pembiasaan-pembiasaan mempunyai peranan yang sangat penting, karena masa anak-anak adalah masa paling baik untuk menanamkan dasar-dasar yang baik.
Dengan diterapkannya pembiasaan budaya 5S (Senyum,Salam,Sapa,Sopan,Santun) di TK PGRI 04/89 Ngaliyan ini menimbulkan dampak yang positif yaitu bisa meningkatkan sosial emosional anak menjadi lebih baik karena pembiasaan tersebut mempunyai tujuan yang baik untuk kehidupan anak di masa yang akan datang.Kedua, peningkatan Kemampuan Sosial Emosional di TK PGRI 04/89 Ngaliyan yang dilakukan oleh guru sudah diterapkan, walaupun ada beberapa anak yang belum memenuhi aspek pola perkembangan emosional anak sesuai dengan pendapat Hurlock. Seperti di kelas TK A ada dua anak yang pada saat pembelajaran anak tersebut diam saja. Anak tersebut interaksi sosialnya masih kurang baik, maka dari itu berdampak terhadap sosial emosionalnya yang menjadikan tidak berkembang. Begitu juga pada saat di kelas TK B ada anak yang memiliki rasa takut dan rasa malu yang berlebih karena faktor dari keluarganya yang selalu membentak anak saat dirumah. Sehingga anak tersebut emosionalnya tidak stabil tidak seperti anak yang lainnya. Perilaku emosi mempengaruhi perilaku sosial anak, jika emosinya terganggu maka perilaku sosial akan muncul. Interaksi sosial yang baik dengan orang lain akan berdampak baik terhadap perilaku emosinya. Anak yang memiliki emosi yang baik dan stabil akan memiliki perilaku sosial yang kompeten.